SELAMAT DATANG DAN TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGANNYA........MAMPIR LAGI YA UNTUK BELAJAR.....SEMANGAT !!!

Senin, 26 Juli 2010

Praktikum dengan Mikroskop

MIKROSKOP
Pancaindera manusia memiliki kemampuan daya pisah yang terbatas. Oleh karena itu, banyak masalah mengenai benda atau organisme yang akan di amati hanya dapat diperiksa dengan menggunakan alat bantu. Salah satu alat bantu yang sering digunakan dalam pengamatan, terutama dalam bidang biologi adalah Mikroskop (Latin Micro = kecil + scopium = penglihatan). Mikroskop berfungsi untuk meningkatkan kemampuan daya pisah seseorang sehingga memungkinkan dapat mengamati obyek yang sangat halus sekalipun.
Terdapat berbagai tipe mikroskop yang masing-masing mempunyai tujuan penggunaan tertentu dan dengan bermacam kelengkapannya pula. Mikroskop yang sering digunakan dalam bioloigi adalah Mikroskop Cahaya, baik yang berlensa okuler tunggal atau dikenal dengan Mikroskop Monokuler maupun yang berlensa okuler ganda atau yang dikenal dengan Mikroskop Binokuler.
Benda atau organisme yang akan diamati dengan mikroskop cahaya harus berukuran kecil dan tipis, agar dapat ditembus oleh cahaya (sinar matahari atau lampu).
Adapun ciri-ciri mikroskop cahaya sebagai berikut (Purnomo, 2005):
1. Mikroskop cahaya biasanya digunakan untuk mengamatin morfologi.
2. Mikroskop cahaya menggunakan cahaya sebagai sumber penyinaran.
3. Preparat (sediaan) harus tembus cahaya supaya dapat diamati dengan jelas.
4. Objek dapat diamati dalam keadaan hidup atau mati.
5. Pengamat dapat mengamati langsung melalui lensa okuler.
6. Bayangan dapat diperbesar hingga mencapai 100x, 400x, dan 1.000x.
Namun, dalam perkembangannya biologi sel telah mengalami kemajuan pesat pada tahun 1950-an dengan pengenalan mikroskop elektron. Sebagai pengganti cahaya tampak, mikroskop elektron (electron microscope, EM) memfokuskan berkas elektron melalui spesimen. Daya urai dihubungkan terbalik dengan panjang gelombang radiasi yang digunakan mikroskop, dan berkas elektron memiliki panjang gelombang yang jauh lebih pendek dari panjang gelombang cahaya tampak. Mikroskop modern secara teoritis dapat mencapai resolusi (penguraian) kira-kira 0,1 nanometer (nm), tetapi dalam prakteknya batas untuk struktur biologis umumnya hanya kira-kira 2 nm masih merupakan peningkatan ratusan kali lipat dari mikroskop cahaya (Campbell, 2003).
Mikroskop elektron ada 2 macam, yaitu mikroskop elektron skaning (SEM : Scanning Electron Microscope) dan mikroskop elektron transmisi (TEM : Transmission Electron Microscope). Mikroskop elektron skaning digunakan untuk mengamati secara detail permukaan sel, sedangkan mikroskop elektron transmisi digunakan untuk mengamati struktur internal sel (Purnomo, 2005).

Mikroskop adalah alat optik untuk mengamati benda- benda yang sangat kecil, misalnya rambut, bakteri dan sel sehingga tampak jelas. Mikroskop sederhana terdiri dari dua buah lensa positif (cembung). Lensa positif yang berdekatan dengan mata disebut lensa okuler. Lensa ini berfungsi sebagai lup. Lensa positif yang berdekatan dengan benda disebut lensa objektif. Jarak titik api lensa objektif lebih kecil dari pada jarak titik api lensa okuler.

Resolusi dan magnifikasi
Resolusi adalah kemampuan sistem optikal untuk membedakan detil sangat kecil pada suatu spesimen (sebagai jarak terkecil antara 2 poin yang berdekatan dimana mereka dapat dibedakan dalam 2 bagian yang berbeda.
Resolusi ditentukan oleh:
a. Kemampuan mengumpulkan cahaya (numerical aperture atau N.A) lensa
NA = n x sin α
b. Panjang gelombang (λ) cahaya yang digunakan
Resolusi = 0.61 x λ / NA
Komponen suatu mikroskop
1. Sistem iluminasi - sumber cahaya dan kondensor
2. Pegangan dan tempat spesimen
3. Sistem lensa - obyektif dan okuler (eye piece lens, biasanya memiliki kekuatan perbesaran 10x atau 15x)
4. Sitem fotografi (dipasang pada lensa okuler)
Sistem iluminasi
Sumber cahaya menggunakan bohlam tungsten - halogen - untuk menyediakan output 100 W pada 12 V - alat ini memiliki susunan filament tunggal rata yang dipasang berdekatan dan diletakkan di amplop quartz. Karena alat ini beroperasi pada suhu filament yang sangat tinggi, sehingga cocok untuk fotomikrograf berwarna, dengan menggunakan film yang seimbang untuk cahaya tungsten. Kondensor digunakan untuk mengkonsentrasikan cahaya ke dalam objek dengan intensitas seragam pada keseluruhan bidang iluminasi. Kondensor dapat diklasifikasikan berdasarkan tujuan mereka : terang - atau dasar gelap, fase kontras, atau nomarski differential interference contras.
Pengelompokkan kondensor berdasarkan pada maksimum numerical aperturenya: a) Kekuatan rendah - hingga N.A. 0.25,
b) Kekuatan sedang kondensor kering hingga N.A. 0.9 dan
c) Tipe minyak imersi, berkekuatan tinggi N.A. hingga 1,4.
Perkembangan Mikroskop
Suatu objek yang diamati di bawah mikroskop dapat diabadikan dengan kamera. Biasanya mikroskop majemuk yang mempunyai dua lensa okuler dilengkapi dengan bagian lensa untuk kamera. Teknologi hasil karya manusia setiap waktu selalu mengalami perkembangan. Mikroskop sederhana dan beberapa mikroskop optik lainnya hanya mampu memperbesar benda dari sekitar 100-1000 kali, sedangkan teknologi mikroskop elektron dapat menghasilkan perbesaran hingga 1.000.000 kali.
Berdasarkan sistem pencahayaannya mikroskop dibagi menjadi dua yaitu mikroskop optik dan mikroskop bukan optik.
A. Mikroskop optik,
Mikroskop yang proses perbesaran benda menggunakan cahaya biasa (cahaya tampak). Jenis- jenis mikroskop optik antara lain mikroskop stereo (dissecting microscope), mikroskop majemuk (compound microscope), mikroskop polarisasi, mikroskop fase kontras (phase contrast microscopy) yang menghasilkan gambar 3 dimensi, mikroskop normaski dan mikroskop fluorescence.
Fungsi mikroskop optikal adalah:
Untuk memvisualisasi detail yang sangat kecil dalam struktur suatu obyek
1. Untuk menampilkan gambar dari obyek yang diperbesar
2. Untuk mengukur panjang, sudut, area, dll pada suatu obyek
3. Sebagai alat analisa untuk menentukan bagian optik suatu obyek seperti indeks refraksi, reflektansi, dan perubahan fase;
4. Untuk mendapatkan informasi histokimia suatu objek dengan menggunakan pewarnaan.
A.1. Mikroskop stereo
Suatu alat dengan lensa obyektif. Lensanya harus berdiameter besar karena diatasnya akan dipasangi system lensa lain yang terpisah dalam posisi parallel dan jalur sinar terpisah untuk mata kanan dan kiri. Mikroskop ini tidak memiliki kondensor, tapi memiliki kedalaman bidang pandang dan jarak kerja yang panjang.
Kekurangan utama dari tipe obyek mikroskop stereo adalah bahwa aperture numerical dari system dibatasi oleh adanya jalur beam/cahaya ganda. Karenanya seseorang harus menggunakan mikroskop majemuk, yang memiliki obyektif dengan diameter yang lebih besar dan karenanya meningkatkan aperture numerical.

A.2. Mikroskop majemuk (COMPOUND MICROSCOPE)
Mikroskop majemuk memerlukan kualitas yang tinggi tidak hanya pada obyektif dan bagian mata tapi juga pada kondensor substage.
a. Instrument yang terefleksi cahaya - bagian material
b. Mikroskop cahaya tertransmisi - bagian biologi.
A.3. Mikroskop polarisasi
Menggunakan cahaya terpolarisasi guna menganalisa struktur yang birefringent. Birefringence - suatu property spesimen yang transparan dengan 2 indeks refraktif yang berbeda pada orientasi yang berbeda untuk membedakan cahaya terpolarisasi ke dalam kedua komponen. Cahaya terpolarisasi, hanya berfluktuasi/bergerak di satu dataran karena polar hanya meneruskan cahaya pada dataran tersebut.
Jika 2 polar diletakkan di atas yang lainnya, arahkan sinar ke atas dan putar relatif terhadap yang lain, akan ada 1 posisi dimana 2 dataran tertransmisi bertemu, yang akan tampak cerah. Pada 90o terhadap orientasi ini, semua cahaya akan berhenti (gelap).
A.4. Mikroskop fase kontras
Menggunakan retardasi cahaya spesimen untuk menghasilkan perbedaan fase yang dikonversi ke kontras. Fase kontras menggunakan iluminasi bidang terang dengan suatu phase annulus (pada kondensor) dan phase plate (dipasang pada obyektif) pada lintas cahaya.
Aplikasi : spesimen hidup, spesimen yang tidak diwarnai
A.5. Mikroskop Normaski
Mikroskop Nomarski differential interference contrast (DIC) menggunakan kombinasi system polarisasi dan 2 pelepas sinar khusus untuk menciptakan perbedaan fase di spesimen. Sistem ini dapat menghasilkan image 3 dimensi karena satu sisi spesimen tampak lebih terang dibandingkan yang lain seolah - oleh cahaya jatuh disana dan menghasilkan bayangan (melalui cahaya polarisasi).
A.6. Mikroskop fluorescence
Mikroskop fluorescence hampir sama dengan mikroskop cahaya biasa dengan tambahan fitur untuk meningkatkan kemampuannya.
• Mikroskop konvensional menggunakan cahaya tampak (400-700 nanometer) untuk iluminasi dan menghasilkan gambar sampel yang diperbesar.
• Mikroskop fluorescence, sebaliknya, menggunakan intensitas cahaya yang lebih tinggi, yang mengeksitasi bagian berpendar pada sampel.
Mikroskop fluorescence sering digunakan untuk menggambarkan fitur khusus dari spesimen kecil seperti mikroba. Juga digunakan untuk secara visual meningkatkan fitur 3-D pada skala kecil.
Mikroskop ini sering digunakan untuk:
• Menampilkan komponen structural suatu spesimen kecil, seperti sel.
• Melakukan studi viabilitas pada populasi sel (apakah mereka hidup atau mati?)
• Menampikan materi genetik pada sel (DNA dan RNA)
• Melihat sel - sel spesifik dalam populasi yang lebih besar dengan teknik khusus seperti FISH
B. Mikroskop bukan optik,
yaitu mikroskop yang memperbesar benda dengan bantuan radiasi panjang gelombang sinar pendek. Contohnya mikroskop sinar- X, mikroskop ion, dan mikroskop elektron. Dari ketiga jenis mikroskop bukan optik, mikroskop elektron paling banyak digunakan. Melalui mikroskop elektron dapat dipelajari pola - pola sel hewan, tumbuhan, dan bakteri. Mikroskop elektron juga digunakan dalam menganalisis hasil industri dan pengontrol hasil produksi.
Cara menggunakan mikroskop
Benda yang akan diamati diletakkan di antara F dan 2F dari lensa objektif. Bayangan yang dihasilkan bersifat nyata, diperbesar, dan terbalik. Bayangan ini akan menjadi benda bagi lensa okuler. Sifat bayangan yang yang dihasilkan lensa okuler ini adalah maya, diperbesar dan terbalik dari aslinya. Bayangan ini merupakan bayangan akhir dari mikroskop yang kita lihat.

PRAKTIKUM MENGGUNAKAN MIKROSKOP

I. ALAT DAN BAHAN
1. Mokroskop cahaya monokuler binokuler.
2. Kaca benda dan kaca penutup, pinset, pipet tetes, kuas, air, preparat, dan lain-lain.

II. CARA KERJA

2. Menyiapkan alat dan bahan
3. Mengamati mikroskop dan bagian-bagiannya
4. Mencari Bidang Sediaan
3.1. Menaikkan tabung dengan menggunakan makrometer (pemutar kasar), sehingga lensa obyektif tidak membentur meja / panggung bila revolver diputar-putar.
3.2. Menempatkan lensa obyektif pembesaran lemah (4X atau 10X) dengan memutar revolver sampai berbunyi klik (posisinya satu poros dengan lensa okuler ).
3.3. Membuka diafragma sebesar-besarnya dengan menarik tangkainya kebelakang.
3.4. Mengatur letak cermin sedemikian rupa ke arah cahaya, sehingga terlihat lingkaran (lapangan pandang) yang sangat terang di dalam lensa okuler.
3.5. Mikroskop siap digunakan.

5. Mencari Bayangan Sediaan
4.1. Menaikkan tabung mikroskop dengan menggunakan makrometer, sehingga jarak antara lensa obyektif dengan permukaan meja kurang lebih 3 cm.
4.2. Meletakkan sediaan yang akan diamati di tengah-tengah lubang meja benda, menggunakan penjepit sediaan agar tidak tergeser.
4.3. Memutar makrometer ke belakang sampai penuh (hati-hati), sambil menempatkan noda sediaan tepat di bawah lensa obyektif sehingga jarak antara ujung lensa obyektif dengan permukaan atas kaca penutup hanya kurang lebih 1 mm.
4.4. Membidikkan mata ke lensa okuler sambil memutar makrometer ke depan searah jarum jam secara hati-hati sampai tampak bayangan yang jelas.
4.5. Untuk mendapatkan pembesaran kuat, putar revolver dan lensa obyektif yang sesuai. Kemudian mainkan fungsi mikrometer secara perlahan dan hati-hati. (ingat apabila menggunakan lensa obyektif 100X, maka di atas sediaan perlu ditetesi minyak imersi terlebih dahulu ).
6. Memelihara Mikroskop
5.1. Mikroskop harus selalu diangkat dan dibawa dalam posisi tegak, dengan satu tangan memegang erat pada lengan mikroskop dan tangan yang lain menyangga pada dasar atau kakinya.
5.2. Apabila tabung perlu dicondongkan posisinya, maka cukup dilakukan dengan memutar engsel penggerak sebagai titik putar. Setelah selesai harus ditegakkan kembali.
5.3. Mengusahakan agar lensa obyektif lemah (4X atau 10X) berada satu poros di bawah lensa okuler. Mengatur kedudukan tabung sedemikian rupa sehingga ujung lensa obyektif lemah berjarak kurang lebih 1 cm dari atas meja benda.
5.4. Mengatur kedudukan penjepit sediaan dengan rapi dan cermin pada posisi tegak agar debu tidak banyak menempel.
5.5. Apabila pengamatan dengan menggunakan minyak imersi telah berakhir, membersihkan sisa minyak dengan cairan Xilol sesegera mungkin, dan mengeringkannya dengan kain lap yang bersih.
5.6. Selanjutnya setiap akan menggunakan mikroskop, membersihkan lensa atau bagian lainnya dengan kain lap bersih dari bahan yang halus (flanel).
7. Pengukuran Mikroskopis / Mikromateri
Untuk mengetahui ukuran obyek yang diamati dengan mikroskop dapat dilakukan dengan menggunakan alat bantu yang disebut Mikrometer Obyektif dan Mikrometer Okuler (penjelasannya diberikan kemudian).
8. Menggambar Hasil
Hasil pengamatan dengan mikroskop dapat dituangkan dalam bentuk gambar yang dilakukan dengan alat fotografi atau tangan (manual). Gambar yang baik harus dapat menyampaikan ide yang jelas dari suatu struktur yang jelas dari suatu struktur yang nyata sebagaimana tampak hubungan antara bagian-bagian yang diamati. Adapun ciri-ciri gambar yang baik adalah : jelas, mempunyai keterangan yang lengkap, rapi dan cermat. Gambar diatur sedemikian rupa, di bagian tengah halaman buku, disertai judul, keterangan pembesaran, biasanya 1 halalaman hanya untuk 1-2 gambar saja. Letak keterangan gambar pada sisi yang sama dengan jarak garis penunjuk diusahakan sama dan tidak saling berpotongan. Gambar yang bersih, sederhana, dan ilmiah.
Slahkan download makalahnya di sini